Pemanufakturan Fleksibel


Pendekatan pemanufakturan fleksibel dibangun berdasarkan konsep “group technology’ untuk mengarahkan sekelompok mesin-mesin sehingga memungkinkan pola aliran yang sama. Salah satunya adalah penggunaan “cellular manufacturing”. Tujuan utamanya adalah meminimalkan antrian, meminimumkan waktu pemindahan melalui urutan-urutan tertentu, dan penaksiran mesin-mesin atau orang sehingga dapat mengeliminasi atau mengurangi ruangan pabrik. Pemanufakturan fleksibel didasarkan pada konsep “penyederhanaan-pengotomatisasian-pengintegrasian”. Yang meliputi ;
a.       Just In Time (JIT)
b.      Island of Automatic (IA) atau pulau otomasi
c.       Computer Integrated Manufacturing (CIM) atau pemanufakturan terintegrasi computer

1.   Just In Time (JIT)
Konsep JIT merupakan perwujudan penyederhanaan dan pengeliminasian pemborosan di pabrik. JIT adalah suatu filosofi yang memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi. Dengan filosofi Just in Time (JIT) perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya persediaan dan tanpa menanggung biaya persediaan.
Implementasi JIT adalah solusi biaya rendah untuk pemanufakturan dan pengeliminasian ketidakefisienan.
JIT mempunyai empat aspek pokok :
1.      Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus dieliminasi. Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya (pemakaian sumber-sumber ekonomi) yang tidak perlu, misalnya persediaan, sedapat mungkin nol.
2.      Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi. Komitmen diperlukan agar dapat mengerjakan sesuatu dengan benar pada saat pertama (doing things right the first time) sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol, tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.
3.      Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (continuous improvement) dalam meningkatkan efisiensi kegiatan. Komitmen ini merupakan salah satu upaya agar dapat dihasilkan produk yang bermutu tinggi dan berbiaya rendah.
4.      Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah. Komitmen ini sekaligus dapar membantu pengidentifikasian aktivitas yang tidak bernilai tambah sehingga aktivitas ini dapat dieliminasi.

JIT dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti misalnya pembelian, produksi, distribusi, administrasi, dan sebagainya. Namun yang paling banyak menerapkan JIT adalah pembelian dan produksi.
1.      Pembelian JIT adalah system pembelian barang yang tepat waktu dan jumlah sehingga barang tersebut dapat segera diterima untuk memenuhi permintaan (perusahaan dagang) untuk segera digunakan (perusahaan manufaktur), dengan demikian barang tersebut tidak perlu disimpan di gudang atau persediaan nol.
2.      Produksi JIT adalah produksi yang tepat waktu dan jumlah sehingga lini produksi hanya berproduksi sejumlah yang diperluakn oleh tahap berikutnya sesuai dengan permintaan pembeli.

Pembelian JIT
Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara :
1.      Mengurangi jumlah pemasok, dan akibatnya perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang dicurahkan dalam negoisasi dengan pemasoknya.
2.      Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negoisasi dengan pemasok. Hal ini disebakan dalam JIT dapat dubiat persetujuan jangka panjang mengenai persyaratan pembelian, termasuk mutu dan mungkin harganya, dengan pemasoknya.
3.      Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan.
4.      Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak berniali tambah.
5.      Mengurangi waktu dan biaya program-program pemeriksaan mutu.

Produksi JIT
Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara :
1.      Mengurangi atau meniadakan BDP dalam setiap stasiun kerja atau tahapan pengolahan produk (konsep persediaan nol).
2.      Mengurangi atau meniadakan “lead time” (waktu tunggu) produksi (konsep waktu menunggu nol).
3.      Secara berkesinambungan berusaha sekeras-kerasnya untuk mengurangi biaya setup mesin-mesin pada setiap tahapan pengolahan produk (workstation)
4.      Menekankan pada penyederhanaan pengolahan produk sehingga aktivitas produksi yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.

2.        Island of Automatic (IA)
Konsep IA didasarkan pada konsep pengotomasian. IA adalah kumpulan proses produksi terotomasi secara terintegrasi, system pemindahan bahan, dan computer pengendali yang terintegrasi yang dikombinasikan ke dalam system yang digunakan untuk pengolahan berbagai macam produk.

Karakteristik IA :
¯  IA menggunakan secara intensif proses dan pengendalian terkomputerisasi
¯  IA merupakan salah satu teknologi pemanufakturan fleksibel untuk meminimumkan waktu setup dan menuju persediaan nol.
¯  IA menggunakan berbagai teknologi pemanufakturan maju yang secara bersama-sama digunakan untuk mengoptimalkan kinerja subkelompok mesin-mesin atau proses yang digunakan untuk menghasilkan lini produk tertentu.
¯  Salah satu alat IA adalah Robotik, yaitu pengolahan produk dengan menggunakan robot-robot untuk memindahkan dan memasang atau memproses produk secara otomatis dan terintegrasi oleh computer pusat yang dapat menjamin prosedur pengendalian terotomasi.
¯  Implementasi IA adalah memerlukan dana yang jumlahnya besar.

3.        Computer Integrated Manufacturing (CIM)
Sedangkan CIM mendasarkan pada system pengintegrasian. CIM adalah system pemanufakturan terotomasi seluruh pabrik secara terintegrasi yang dikendalikan dengan central processing unit (CPU) sehingga memiliki kapabilitas :
1.      Produk terancang dengan menggunakan CAD
CAD (Computer assisted design) adalah system perancangan dengan bantuan computer untuk standarisasi dan peningkatan produktivitas dalam perancangan.
2.      Rancangan teruji dengan menggunakan CAE
CAE (Computer assisted engineering) adalah system perekayasaan dengan bantuan computer untuk standarisasi dan peningaktan produktivitas dalam pembuatan draft dan pengujian produk.
3.      Produk diproduksi dengan menggunakan CAM
CAM (Computer assisted manufacturing) adalah seperangkat teknologi yang menggunakan computer untuk perancangan, pengimplementasian, dan pengendalian produksi melalui pemanfaatan kapasitas dan sumber pemanufakturan.
4.      Sistem informasi terkoneksi berbagai komponen terotomasi

Karakteristik CIM :
¯  Pengendalian produksi dengan CIM sifatnya lebih kompleks sedangkan
rancangan produksi biasanya lebih sederhana
¯  CIM menghubungakn proses pemanufakturan menjadi terhubung melalui system pengendalian terkomputerisasi
¯  CIM digunakan robot-robot dalam tahap perakitan dan produksi
¯  Dalam penerapan CIM terjadi pergeseran biaya tenaga kerja langsung yang
umumnya bersifat variable ke biaya tetap teknologi

TANTANGAN BAGI BANGSA INDONESIA
Pada era 1990-an dan awal abad 21 pendapat yang mengatakan bahwa Indonesia mempunyai dua keunggulan dalam menghadapi persaingan global seperti sumber daya yang melimpah dan tenaga kerja yang banyak dan murah mungkin tidak tepat karena :
1.      Sumber daya alam yang dimiliki bangsa kita semakin langka.
2.      Tenaga kerja yang jumlahnya relative banyak dan upahnya murah sebagian besar kurang memenuhi mutu yang diperlukan dalam lingkungan globalisasi.
3.      Penanaman modal asing yang menggunakan AMT relatif semakin menurun.
4.      Banyak industri tidak menggunakan teknologi maju sehingga menimbulkan biaya tinggi, mutu relatif rendah, ketepatan penyerahan kurang, dan kepuasan konsumen menjadi berkurang.
5.      Pasar global semakin memproteksi diri dengan membentuk kelompok perdagangan yang relative semakin tertutup, misalnya pasar bersama Eropa atau amerika sehingga produk Indonesia relative sulit menembus pasar ekspor.
6.      Pendidikan di Indonesia belum dirancang untuk menghadapi persaingan global.

Oleh karena itu, jika kita ingin memiliki keunggulan dalam persaingan global mungkin secara sadar harus beusaha untuk :
1.      Secara berkesinambunagn meningkatkan daya saing dlam persaingan global sehingga kita memiliki keunggulan jangka panjang.
2.      Pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga kerja.
3.      Pemerintah harus merancang sarana dan prasarana penunjang bagi para investor baik dalam maupun luar negeri.
4.      Perlu meningkatkan penggunaan AMT sehingga produk Indonesia dapat berbiaya rendah, bermutu tinggi, meningkatkan ketepatan waktu penyeraha, menjual relative murah, dan dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
5.      Dengan meningkatkan keunggulan industri dalam negeri diharapkan dapat mengatasi proteksi pada beberapa pasar bersama di luar negeri.
6.      Pendidikan dirancang untuk menghadapi persaingan global dan teknologi maju. 

0 Response to "Pemanufakturan Fleksibel"

Posting Komentar